Mediafartner.com.SUNGAI PENUH – Kegiatan Normalisasi Sungai Barang Merao Kerinci – Sungai Penuh dilaksanakan PT WIKA di bawah naungan Balai Wilayah Sungai Sumatera VI di nilai perlu dipertanyakan Opname Volume galiannya. Senin (15/12/2025).
Opname (opnam) proses pengukuran dan pemeriksaan fisik hasil pekerjaan konstruksi normalisasi PT WIKA untuk memastikan kesesuaiannya gambar rencana, spesifikasi teknis, dan kontrak.
Biasanya dilakukan secara bertahap sebelum pembayaran atau serah terima, dan melibatkan pengawas, konsultan, atau pemilik proyek untuk menghitung volume dan kualitas pekerjaan.
Maka langkah krusial dalam manajemen untuk menghitung proyek konstruksi PT WIKA memastikan akurasi, kontrol anggaran, dan kualitas akhir nantinya.
Sebagaimana tujuan Opname Proyek
Validasi Progres memastikan kemajuan pekerjaan sesuai jadwal, kontrol kualitas pengengecekan material dan hasil pekerjaan galian lumpur memenuhi standar.
Sebagai dasar pembayaran penghitungan volume pekerjaan PT WIKA informasi nya sub kontraktor CV Sirion dan Disabel berkisar kabarnya lebih kurang rp 8 miliar sampai rp 10 miliar dengan volume pekerjaan dikabarkan 10 KM perlu tinjauan mendalam atau ulang untuk pembayaran termyn perlu kajian ulang opname untuk FHO Identifikasi masalah menemukan kekurangan atau ketidaksesuaian sejak dini sebelum pembayaran terjadi.
Juga evaluasi anggaran agar dapat membandingkan biaya aktual dengan anggaran (RAB).
Bilamana ditemukan temuan kekurangan pekerjaan baik unsur kelalaian dan kesengajaan maka Pelaku Opname Kontraktor (Pelaksana) Konsultan Pengawas
Perwakilan Pemilik Proyek (Owner) Mandor (untuk opname harian/mandor) bakal menjadi penanggungjawab hukum.
Sebab mereka pelaku pengukuran Panjang, lebar, dimensi, dan volume pekerjaan fisik.
Kecukupan volume dan mobilisasi maupun peralatan kerja saat ini ada yang tidak sesuai permintaan kebutuhan kerja sesuai kontak. Maka diminta sebelum pembayaran termin.
menjelang akhir tahun proyek sebelum serah terima akhir (Final Hand Over/FHO) perlu di tinjau ulang secara mendetail, baik volume lumpur serta peralatan di gunakan, sebagaimana ponton terpantau hanya pajangan tidak bekerja.
Pihak BWSS VI dan Koliong dikabarkan sebagai penanggungjawab CV Siroin dan CV Disabel belum bisa dimintai keterangan nya. Pelaksana normalisasi sungai barang Merao mulai jembatan simpang 3 rawan hingga lebih kurang 10 KM ke hilir.(TIM)
