Proyek Jalan Simpang Belui-Belui Tinggi Mangkrak, Warga Resah Material dan Galian Terbuka

Mediafartner.com.KERINCI – Proyek pelebaran ruas jalan dari Simpang Belui menuju Belui Tinggi, yang dikerjakan oleh CV. Fariq Kontrindo dengan pagu anggaran senilai Rp. 800.000.000, hingga kini dilaporkan mangkrak dan belum dilanjutkan pekerjaan pengecoran (cor) jalan.

Sejak pekerjaan Mangkrak hampir seminggu lebih, pengguna jalan dihadapkan pada sisa-sisa material konstruksi yang berserakan di sepanjang jalan. Material seperti batu kerikil, tanah bekas galian, dan puing-puing lainnya tidak dirapikan, menyebabkan jalan menjadi kotor, licin, dan sulit dilalui.

“Kami sangat terganggu dengan kondisi jalan sekarang. Debu banyak saat kemarau, dan material bekas proyek berserakan. Ini bahaya, apalagi kalau malam hari,” ujar salah satu warga Belui yang enggan disebutkan namanya.

Kekhawatiran terbesar datang dari kondisi galian pelebaran jalan yang masih terbuka lebar dan belum ditutup hingga saat ini. Galian ini umumnya berada di bahu jalan dan digunakan untuk memperlebar jalur, namun dibiarkan tanpa pengamanan memadai.

Kondisi ini sangat dikhawatirkan dapat membahayakan pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor atau mobil yang menghindari tumpukan material di badan jalan, sehingga berisiko terperosok ke dalam galian.

“Galiannya cukup dalam dan dibiarkan terbuka begitu saja. Kami takut kalau ada pengguna jalan yang kurang awas, apalagi saat cuaca buruk atau kondisi gelap. Ini jelas-jelas membahayakan keselamatan,” tambah warga tersebut.

Proyek dengan anggaran yang cukup besar ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi konektivitas dan perekonomian desa. Namun, dengan terhentinya pekerjaan, yang tersisa hanyalah gangguan dan risiko kecelakaan.

Warga mendesak pihak kontraktor, CV. Fariq Kontrindo, dan dinas terkait dari Pemerintah Daerah untuk segera melanjutkan pekerjaan pengecoran jalan, merapikan sisa-sisa material, dan memberikan pengamanan yang layak pada galian pelebaran jalan.

“Kami minta proyek ini segera dilanjutkan. Jangan biarkan uang negara Rp. 800 juta itu terbuang sia-sia dan malah menjadi sumber masalah baru bagi masyarakat,” tutupnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak CV. Fariq Kontrindo maupun instansi Pemerintah yang bertanggung jawab atas pengawasan proyek ini. (Hen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *